SEKILAS TENTANG CD-ROM
About This CD-ROM
   

Peta Kemiskinan Indonesia 2000

CD Interaktif ini menyajikan peta kemiskinan untuk seluruh wilayah Indonesia, mulai dari tingkat provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, sampai ke desa. Namun, karena beberapa kendala yang berkaitan dengan masalah data, tingkat kemiskinan di tingkat desa untuk Provinsi Papua tidak dapat diestimasi.

Data untuk penyusunan peta ini diperoleh dengan menggunakan metode estimasi yang dikembangkan oleh Elbers et al. (2001). Keberhasilan dari sebuah studi percontohan yang dilakukan SMERU dalam menerapkan metode ini pada tiga provinsi di Indonesia yang meliputi Jakarta, Jawa Timur, dan Kalimantan Timur (lihat Suryahadi et al., 2003) telah mendorong lembaga penelitian ini untuk menerapkan metode tersebut pada provinsi-provinsi lainnya di Indonesia (lihat Suryahadi et al., 2005).

Secara garis besar metode ini terdiri dari dua tahap. Pada tahap pertama, sebuah model tingkat konsumsi per kapita diestimasi dengan menggunakan data survei rumah tangga sebagai korelasi dari variable-variabel yang terdapat baik dalam survey rumah tangga maupun sensus penduduk. Kemudian, pada tahap kedua, pola korelasi hasil estimasi disimulasikan terhadap seluruh rumah tangga yang tercakup dalam data sensus penduduk. Sebagai hasil dari kedua tahap ini diperoleh estimasi tingkat konsumsi per kapita untuk seluruh rumah tangga yang tercakup dalam sensus penduduk. Dengan menerapkan garis kemiskinan terhadap data konsumsi per kapita hasil estimasi ini, maka tingkat kemiskinan dapat diestimasi, baik untuk satuan wilayah besar maupun kecil. Kemudian dengan menggunakan metode bootstraping, proses simulasi diulang hingga 100 kali untuk mendapatkan mean dan standar error dari estimasi angka kemiskinan untuk setiap wilayah.

Sumber data yang digunakan dalam penerapan metode ini adalah Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) Kor 1999, Susenas Modul Konsumsi 1999, Podes (Potensi Desa) 2000, dan Sensus Penduduk 2000, yang semuanya dihasilkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Dengan demikian, gambaran keadaan kemiskinan dan pembagian wilayah dalam peta ini menggambarkan keadaan pada tahun 2000 pada saat sensus penduduk dilaksanakan. Sementara itu, garis kemiskinan yang digunakan dalam perhitungan tingkat kemiskinan diperoleh dari Pradhan et al. (2001).

Peta tematik kemiskinan ini dibuat dengan menggunakan metode standar deviasi. Oleh karenanya, hasil pengelompokan untuk tiap peta tematik kemiskinan tidak menunjukkan sebuah interval tingkat kemiskinan yang tertentu atau pas. Kemudian, untuk merepresentasikan pengelompokan tingkat kemiskinan, CD pemetaan kemiskinan ini menggunakan empat warna yang berbeda. Warna hijau mengindikasikan daerah dengan tingkat kemiskinan yang rendah, sementara warna kuning mengacu pada daerah dengan tingkat kemiskinan yang menengah-rendah. Dua warna lainnya adalah coklat muda dan merah, yang mengindikasikan daerah-daerah dengan tingkat kemiskinan menengah-tinggi dan tinggi secara berurutan.

Terakhir, perlu ditekankan bahwa peta kemiskinan ini tidak dimaksudkan untuk digunakan sebagai satu-satunya sumber data tentang distribusi kemiskinan, baik dalam penentuan sasaran program-program penanggulangan kemiskinan maupun dalam alokasi anggaran. Peta kemiskinan ini lebih tepat bila digunakan secara saling melengkapi dengan sumber-sumber data lain. Dalam data peta kemiskinan ini, selain angka kemiskinan wilayah juga disediakan nilai standar error dari angka tersebut. Nilai standar error ini sangat penting untuk diperhatikan karena merupakan ukuran seberapa besar ketepatan dari perkiraan angka kemiskinan yang diperoleh.

Daftar Pustaka:

Elbers, Chris, Jean O. Lanjouw, dan Peter Lanjouw (2001), ‘Welfare in Villages and Towns: Micro-Level Estimation of Poverty and Inequality’, Vrije Universiteit, Amsterdam, mimeo.

Pradhan, Menno, Asep Suryahadi, Sudarno Sumarto, dan Lant Pritchett (2001), ‘Eating Like Which 'Joneses'? An Iterative Solution to the Choice of Poverty Line Reference Group’, The Review of Income and Wealth, 47(4), pp. 473-487.

Suryahadi, Asep, Wenefrida Widyanti, Rima Prama Artha, Daniel Perwira, dan Sudarno Sumarto (2005), ‘Developing a Poverty Map for Indonesia (A Tool for Better Targeting in Poverty Reduction and Social Protection Programs)’, Book I: Technical Report, SMERU Research Report, February, The SMERU Research Institute, Jakarta.

Suryahadi, Asep, Wenefrida Widyanti, Daniel Perwira, Sudarno Sumarto, Chris Elbers, dan Menno Pradhan (2003), ‘Developing a Poverty Map for Indonesia: An Initiatory Work in Three Provinces’, Part I: Technical Report, SMERU Research Report, May, The SMERU Research Institute, Jakarta.

Poverty Map of Indonesia 2000

This Interactive CD contains poverty maps for all regions in Indonesia, including provincial, district/city, sub-district and village levels. However, due to some problems related to the data, the poverty rates at the village level for the Province of Papua could not be estimated.

The database of these maps was obtained with the ELL method developed by Elbers et al. (2001). The success of SMERU’s pilot study in implementing this method for the three provinces in Indonesia comprising Jakarta, East Java, and East Kalimantan (see Suryahadi et al., 2003) had encouraged the institute to extend the implementation to the other provinces in the country (see Suryahadi et al., 2005).

The method consists of two stages. In the first stage, a model of per capita consumption expenditure for each region is estimated using household survey data as correlates of variables that are available in both the household survey and the population census. In the second stage, the estimated parameter (correlation pattern) is then simulated to all the households included in the population census data. Both stages provide the estimation results of per capita consumption for all households covered in the population census. By applying poverty lines to the per capita consumption data, the poverty rates for large as well as small regions can be estimated. Furthermore, using the bootstrapping method, the simulation process is repeated 100 times to get the mean and standard error of the estimated poverty rate for each region.

The data sources used in this application are Core Susenas (National Socio-economic Survey) 1999, Consumption Module Susenas 1999, Podes (Village Census) 2000, and Population Census 2000, which were all produced by Statistics Indonesia (BPS). The features of poverty and regional disaggregation in this map, therefore, refer to the situation in the year 2000 at the time when the population census was conducted. The poverty lines used for poverty rate estimations, meanwhile, were obtained from Pradhan et al. (2001).

The thematic maps are created using the standard deviation method. Hence, the grouping result for each thematic map does not suggest a specific or fixed interval of poverty rates. Furthermore, to represent the classification of poverty rates, four different colors are designated. The green color indicates an area with a low poverty rate, while the yellow one refers to the medium-low poverty rate of an area. The two other colors are light brown and red, which indicate the medium-high and high poverty rates respectively.

Finally, it is important to note that this poverty map should not be used as the only data source on poverty distribution, either for the targeting of poverty reduction programs or for budget allocation purposes. Therefore, the utilization of this poverty map for those purposes will be more appropriate if complemented by other data sources on poverty distribution. In addition, the standard errors of the poverty rate numbers in this poverty map are available. The precision of the estimated poverty rates, therefore, can be assessed and taken into consideration.

References:

Elbers, Chris, Jean O. Lanjouw, and Peter Lanjouw (2001), ‘Welfare in Villages and Towns: Micro-Level Estimation of Poverty and Inequality’, Vrije Universiteit, Amsterdam, mimeo.

Pradhan, Menno, Asep Suryahadi, Sudarno Sumarto, and Lant Pritchett (2001), ‘Eating Like Which 'Joneses'? An Iterative Solution to the Choice of Poverty Line Reference Group’, The Review of Income and Wealth, 47(4), pp. 473-487.

Suryahadi, Asep, Wenefrida Widyanti, Rima Prama Artha, Daniel Perwira, and Sudarno Sumarto (2005), ‘Developing a Poverty Map for Indonesia (A Tool for Better Targeting in Poverty Reduction and Social Protection Programs)’, Book I: Technical Report, SMERU Research Report, February, The SMERU Research Institute, Jakarta.

Suryahadi, Asep, Wenefrida Widyanti, Daniel Perwira, Sudarno Sumarto, Chris Elbers, and Menno Pradhan (2003), ‘Developing a Poverty Map for Indonesia: An Initiatory Work in Three Provinces’, Part I: Technical Report, SMERU Research Report, May, The SMERU Research Institute, Jakarta.

 

 

 
 

Lembaga Penelitian SMERU ©2004 (SMERU Research Institute ©2004)